HANYUT



Hujan bulan Juni menelan percakapan kita yang keki.
Di sudut ruang, hujan rembes bersama gigil. Kaca jendela lebih terkatup, mungkinkan jantungmu semakin letup? Atau mungkin kau lebih takut perciknya masuk saja.

Kau menceritakan kelumit kisahmu, tapi aku sibuk mengutip senyummu. Lalu aku luruh di dalamnya. Aku sepertinya bukan pendengar yang baik untuk kau titipkan cerita.

Aku ingin angin menutup kosongnya ruang itu. Sehingga kita bisa lebih rapat. Aku ingin kita menyadari jika hujan sebenarnya hangat, jika kita saling hanyut.


Yogyakarta, 11 September 2018.