Untukmu yang Akan Menikah

Di siang yang terik dan pelik
Kau biarkan aksaramu menjadi larik puisi
Lalu angin mengobrak-abriknya
menjadi layang-layang tanpa temali
Seekor pipit melihat kutukmu
yang balau pada puisimu
Kau menulisnya tanpa bicara
Kau basahi lagi kertas itu hingga nyaris sobek
Sementara muara tumpah dari kantung matamu.
Yang terhormat. Ananda yang sedang dipingit.
Nikmati sepimu yang lilit.